Fungsi
Departement (Maintance & Repair)
Fungsi departement Maintenance untuk
mengurusi segala kepentingan yang berkaitan dengan perawatan dan pemeliharaan
mesin untuk mengurangi resiko kerusakan yang lebih parah. Sedangkan departemen
Repair akan membantu departement Maintenance saat terjadi kerusakan di suatu
mesin. Biasanya di perusahaan sering kali teknisi tersebut dapat melakukan
maintenance atau repair agar dapat menghemat jumlah sdm. Namun saat terjadi
trouble yang tidak bisa diatasi atau membutuhkan jumlah sdm yang banyak maka
perusahaan tersebut akan memanggil kontraktor untuk memperbaiki atau membantu
pemeliharaan suatu mesin.
Jenis-jenis
Maintence
Secara
garis besar kegiatan perawatan dapat diklasifikasikan dalam dua macam yaitu:
Perawatan terencana (planned maintenance) dan perawatan tidak terencana
(unplanned maintenance).
Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian strategi perawatan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian strategi perawatan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
1. Perawatan Terencana (Planned Maintenance)
Dalam perawatan terencana suatu peralatan akan mendapat giliran perbaikan sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan sedemikian rupa sehingga kerusakan besar dapat dihindari..
Perawatan terencana (planned maintenance) terbagi menjadi preventive maintenance dan corrective maintenance.
a. Preventive Maintenance
Preventive Maintenance merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen/alat dan menjaganya selalu tetap normal selama dalam operasi.
Contoh pekerjaan tersebut adalah:
Melakukan pengecekan terhadap pendeteksi indikator tekanan dan temperatur, atau alat pendeteksi indikator lainnya. apakah telah sesuai hasilnya untuk kondisi normal kerja suatu alat. Membersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada alat/produk (debu, tanah maupun bekas minyak), Mengikat baut-baut yang kendor , Pengecekan kondisi pelumasan.
Perbaikan/mengganti gasket pada sambungan-sambungan flange yang bocor atau rusak.
Preventive Maintenance merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen/alat dan menjaganya selalu tetap normal selama dalam operasi.
Contoh pekerjaan tersebut adalah:
Melakukan pengecekan terhadap pendeteksi indikator tekanan dan temperatur, atau alat pendeteksi indikator lainnya. apakah telah sesuai hasilnya untuk kondisi normal kerja suatu alat. Membersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada alat/produk (debu, tanah maupun bekas minyak), Mengikat baut-baut yang kendor , Pengecekan kondisi pelumasan.
Perbaikan/mengganti gasket pada sambungan-sambungan flange yang bocor atau rusak.
b. Corrective Maintenance
Corrective Maintenance merupakan pemeliharaan yang telah direncanakan, yang didasarkan pada kelayakan waktu operasi yang telah ditentukan pada buku petunjuk alat tersebut. Pemeliharaan ini merupakan ”general overhaul” yang meliputi pemeriksaan, perbaikan dan penggantian terhadap setiap bagian-bagian alat yang tidak layak pakai lagi, baik karena rusak maupun batas maksimum waktu operasi yang telah ditentukan.
2. Perawatan Tidak Terencana (Unplanned Maintenance)
Perawatan tidak terencana ini membahas mengenai perawatan darurat dimana perawatan ini merupakan salah satu cara perawatan yang tidak direncanakan sebelumnya sehingga biasanya hal ini dilakukan saat mesin atau peralatan tersebut mengalami kegagalan atau kerusakan yang tidak terduga dan harus segera diperbaiki untuk mencegah akibat yang lebih serius lagi. Salah satu contoh perawatan tidak terencana adalah emergency maintenance. Emergency maintenance adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.
Corrective Maintenance merupakan pemeliharaan yang telah direncanakan, yang didasarkan pada kelayakan waktu operasi yang telah ditentukan pada buku petunjuk alat tersebut. Pemeliharaan ini merupakan ”general overhaul” yang meliputi pemeriksaan, perbaikan dan penggantian terhadap setiap bagian-bagian alat yang tidak layak pakai lagi, baik karena rusak maupun batas maksimum waktu operasi yang telah ditentukan.
2. Perawatan Tidak Terencana (Unplanned Maintenance)
Perawatan tidak terencana ini membahas mengenai perawatan darurat dimana perawatan ini merupakan salah satu cara perawatan yang tidak direncanakan sebelumnya sehingga biasanya hal ini dilakukan saat mesin atau peralatan tersebut mengalami kegagalan atau kerusakan yang tidak terduga dan harus segera diperbaiki untuk mencegah akibat yang lebih serius lagi. Salah satu contoh perawatan tidak terencana adalah emergency maintenance. Emergency maintenance adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.
Istilah Maintance
Availability : Perioda
waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan siapuntuk dipakai/dioperasikan.
Downtime : Perioda
waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan tidak dipakai/dioperasikan.
Breakdown : Jenis
perawatan yang hanya bisa di lakaukan apabila mesin samasekali mati karena ada
kerusakan atau kelainan dan tidak mungkin dapat di operasikan.
Six
big losses : Dalam konsep Total Productive
Maintenance/ Manufacturing, musuh utama yang wajib diberantas oleh production team adalah Six Big Losses, yaitu :
1.
Breakdown
(Down Time Loss), mahluk ini bisa berupa tooling failures, unplanned
maintenance, general breakdowns, equipment failures, dan
sejenisnya.
2.
Setup
and Adjustment (Down Time Loss), yang
termasuk kelompok ini di antaranya setup/
changeover, material shortages, operator shortages, major adjustment dan
warm-up time. Intinya, masalah ini muncul karena adanya waktu yang
“tercuri” saat setup atau changeover.
3.
Small
Stops (Speed Loss), yang mendaftar dalam
gerombolan ini di antaranya obstructed
product flows, component jams, misfeed, sensor blocked, delivery blocked dan cleaning. indikator masalah ini
adalah berhentinya mesin tidak lebih dari lima menit dan tidak membutuhkan
personel maintenance.
4.
Reduced
Speed (Speed Loss), yang termasuk dalam deretan
ini di antaranya adalah rough
running, under nameplate capacity, under design capacity, equipment wear dan operator inefficiency. Biang
keladi munculnya masalah ini karena kecepatan proses berada di luar batas
toleransi nameplate capacity.
5.
Start-up
Reject (Quality Loss), yang terdaftar dalam group ini di antaranya scrap, rework, in-process damage,
in-process expiration dan incorrect
assembly. Reject ini
biasanya terjadi proses warm-up dan
bisa juga karena disebabkan oleh kekeliruan set-up mesin.
6.
Production
Rejects (Quality Loss), yakni reject yang terjadi selama
proses produksi.
Overhaul : Pemeriksaan
dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas atau bagian dari
fasilitas sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
Perhitungan efisiensi mesin : Untuk mengukur keandalan
di sebuah sistem di mana setiap komponen atau individu mungkin hanya memiliki
tingkat keandalan tersendiri.
Keuntungan adanya Departement Maintenance (MR), yaitu
:
- Mesin dan
peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan akan dapat
dipergunakan dalam jangka waktu panjang,
- Pelaksanaan
proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan berjalan dengan lancar,
- Dapat
menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya
kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi
selama proses produksi berjalan,
- Peralatan
produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka proses dan
pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula,
- Dapat
dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan produksi
yang digunakan,
- Apabila
mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan bahan
baku dapat berjalan normal,
Sumber :