Saturday, October 10, 2015

Tugas I Teknik Lingkungan dan AMDAL Observasi Industri Tahu Skala Rumah Tangga


      A.    PENDAHULUAN

Tahu merupakan salah satu makanan yang digemari oleh masyarakat, baik kalangan atas maupun bawah menyukai makanan yang satu ini. Keberadaanya sudah lama di akui sebagai makan yang sehat, bergizi dan harganya yang murah. Bahan baku utama yang digunakan untuk membuat tahu adalah kedelai (Glycine spp). 

Air banyak digunakan sebagai bahan pencuci dan merebus kedelai untuk proses produksinya. Akibat dari besarnya pemakaian air pada proses pembuatan tahu, limbah yang dihasilkan juga cukup besar. Pada saat ini sebagian besar industri tahu masih merupakan industri kecil skala rumah tangga yang tidak dilengkapi dengan unit pengolah air limbah, sehingga limbah yang belum diolah tersebut langsung dibuang ke sungai tanpa mempedulikan dampaknya terhadap lingkungan.

Untuk memenuhi tugas AMDAL yang diberikan, maka kami mengunjungi Industri tahu dan tempe yang berada di pondok benda jatiasih, Bekasi. Kami mengamati proses pembuatan tahu dan proses pembuangan limbahnya. Kegiatan observasi dilakukan pada hari rabu 7 Oktober 2015.

     1.     SEGI LIMBAH

Limbah ialah sesuatu bahan yang sebagian orang mengartikan limbah bahan atau adonan yang tidak lagi berguna dan menjorokan. Pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta menggangu lingkungan hidup . Tetapi sebagian orang mengartikan limbah sebagai bahan atau adonan yang sangat berguna. Contoh limbah yang dapat kita olah yaitu limbah tahu.

Pada dasarnya, limbah tahu dapat diklasifikasikan dalam 2 bentuk limbah, yaitu :

 A.      Limbah tahu cair
 B.      Limbah tahu padat


     A.      LIMBAH TAHU CAIR

Limbah tahu cair adalah sisa pembuangan dari hasil tahu yang berwujud cair yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan atau merusak ekosistem air. Dari penelitian kami dapat dilihat bahwa hasil limbah  cair ini langsung dibuang ke sungai tanpa diproses terlebih dahulu, padahal limbah tahu ini mangandung Senyawa-senyawa organik yang mengandung protein, karbohidrat, lemak dan minyak.

Di antara senyawa-senyawa tersebut, protein dan lemaklah yang jumlahnya paling besar (Nurhasan dan Pramudyanto, 1987), yang mencapai 40% - 60% protein, 25 - 50% karbohidrat, dan 10% lemak (Sugiharto, 1987). Semakin lama jumlah dan jenis bahan organik ini semakin banyak, dalam hal ini akan menyulitkan pengelolaan limbah, karena beberapa zat sulit diuraikan oleh mikroorganisme di dalam air limbah tahu tersebut. Untuk menentukan besarnya kandungan bahan organik digunakan beberapa teknik pengujian seperti BOD, COD dan TOM. Uji BOD merupakan parameter yang sering digunakan untuk mengetahui tingkat pencemaran bahan organik, baik dari industri ataupun dari rumah tangga (Greyson, 1990; Welch, 1992).



Gambar 1 : Keadaan sungai dan limbah cair.
               
1. Pengolahan Limbah Secara Fisika

Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan, diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu. Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan. Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap.

      2. Pengolahan Limbah Secara Kimia

Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan-bahan tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi.

3. Pengolahan Limbah Secara Biologi

Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara nbiologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai metode pengolahan biologi dengan segala modifikasinya.

    B.      LIMBAH TAHU PADAT

Limbah tahu padat adalah hasil pembuangan tahu yang berwujud padat. Limbah padat tahu mengandung protein yang tinggi sehingga istimewa dijadikan tepung maupun kerupuk. Sementara itu, untuk pakan ternak, ampas tahu bisa memenuhi kebutuhan protein pakan sehingga kualitas ternak menjadi lebih baik. Ampas tahu ini memiliki harga yang eknomis jika dibandingkan dengan pakan konsentrat. Beberapa peternak menyatakan bahwa dengan memberi pakan berupa ampas tahu atau limbah tahu padat, penambahan berat badan ternak seperti sapi, kelinci, babi dan juga kambing akan lebih cepat.

KESIMPULAN
     dari 2 hal diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembuangan limbah harus diimbangi dengan pengetahuan AMDAL sehingga kita tidak asal membuang limbah tanpa tahu bahwa akan mencemari lingkungan sekitar. Dari industri rumahan yang kami teliti dapat diketahui bahwa masih belum terciptanya pemahaman pengusaha akan pentingnya mengolah limbah agar tidak mencemari lingkungan dan dampak negative yang dihasilkan limbah tersebut.

2.      SEGI EKONOMI

Dalam segi ekonomi, industri rumahan ini telah membantu mengurangi pengangguran yang ada di Indonesia walau hanya sebagian kecil, tapi ini cukup membantu warga-warga sekitar yang tidak memiliki pekerjaan. Kegiatan ini juga dapat menunjang pertumbuhan ekonomi yang ada di wilayah disekitar dan dapat menginspirasi wiraswasta lainnya untuk membuka industry-industri rumahan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA